Mimpi apa aku tadi..?

Di sini,
ya di sini, aku hanya seuntai puisi
yang mengigigil di pagi sepi, menatap
kilau bebulir embun di halaman,
terkenang
saat sekuntum-sekuntum krisan gugur
di bawah bening cahaya matamu.
Dulu' Selalu ku ingin menulis sejuta puisi cinta
untukmu, tapi kini tanganku telah luruh menjelma selapis tanah kering, di halaman sisa hujan tertiup angin dan sunyi menyentuh sisi hening.

Sehelai rambut di pipimu seakan mencatat gerimis
di bawah lengkung langit itu, kita tak bicara tentang duka atau sepercik doa yang tak sempat dihangatkan waktu. Matahari hanya menatap segumpal awan yang sedikit lembab bekas sisa hujan tadi malam.

Dan aku, masihlah tetap
seuntai puisi yang menggigil di pagi sepi
mengenang ciuman hujan di bawah lengkung
langit biru, menyimpan selarik puisi yang tak
sempat kutuliskan untukmu:

Sekalipun kecup sapaku tak terlaksana langsung di pagi ini
Biarlah dengan sapaan embun aku menitipkannya untukmu
Semoga di pagi ini menjadikan pagi yang indah dan cerah untukmu, Agar esok bisa ku lihat lagi senyum tulusmu, hangatkan jiwaku 

(Melati_Terkhir)




Komentar

Postingan Populer