Sekali saja

setiap awan yang menampung kenangan
akan selalu bermurah hati untuk mencurahkannya saat musim hujan bertandang.
seperti hari ini, hujan di kota kita
kembali menyaji alinea yang pernah kita tinggali dan setiap jalan akan menggenangkan ingatan yang pernah kulewati saat aku pulang sembari memutar kisah tentang hari yang kita lewati bersama senyuman dimana waktu menjadi kita yang tunggal.
lagu yang merindukanmu seperti bebatuan yang tercecer darahku dan mengalir lalu menggiringku kembali kepada hilir,
tampat seharusnya kita menyuara menuju muara.

duhai perempuan maret, batinku yang tak lagi tunggal tak ingin di kasihani
sebab dengan menantimu untuk sekali sua cukup menjadi bara bagaimana caraku ingin memeluk kenangan itu.
tunggulah malam ini, dengan sebatang lilin,
akan kucairkan biru dari jiwaku yang pengapakan rindu arti keberadaanmu.
dan jika aku bertemu lagi denganmu yang kini serupa imaji,
maka akan kusudahi perih ini dengan memintamu jangan pergi,
untuk sekali saja.

Komentar

Postingan Populer