Tentang nya
Merangkai Bintik Pelangi
Detik tak akan pernah melamban, meski kau melemparnya berulangulang,
waktu itu tak pernah mati, sayang. Hanya kita yang tak pernah belajar
paham. Aku pernah berjalan kearah yang salah, kamu yang tak menemui
arah, lalu kita saling terjatuh pada tujuan yang tak sama. Kini waktu
berlari bahkan mengejarku dan kamu tiada henti.
Adakah kau lupa pada segaris hujan yang jatuh tepat di garis mata, atau
pada sedentingan peluh pada retina, hai, kita ini warna yang masih pudar
sayang, putih masih terlalu jauh, semenjak gelap lingkup dalam
purnamapurnama resah. Ahh malam tua itu khianat, sehingga siang kaku
di tempat.
Diamlah, aku lagi mengeja masa, saat anakanak kenangan berlarian di
kepala, aku takut, kesaktannya perih, serupa sayatan luka yang kemarin
aku endapkan. Tak membeku, karena awan terlalu cepat jatuh.
Detik tak akan pernah melamban sayang, meski aku mengikatnya ke
seluruh tiang, aku, kamu, dan semua sama,adalah warna yang masih
mencari rona. Mari, kita selesaikan ini, ajarkan aku kembali, atau gandeng
tangan yang luka ini. Akan ku tunjukkan kepadamu hati yang paling hati.
Selamat Tahun Baru 1 Muharram
Komentar