sejenak bersama mahdy
Dunia
apakah hanya karena bentuk dan rupa, menjadi prioritas?
apakah hanya karena bentuk dan rupa, menjadi prioritas?
dalam segala hal: pada kehidupan manusia, saat ini.
terkadang,
manusia takluk dengan apa yang dipandangnya.
lalu,
apa gunanya hati?
bila yang utama tak digubris: memperingati manusia.
dan,
apakah otak hanya untuk berpikir?
bila manusia saling berlomba hancurkan sesama.
akankah kebahagiaan jadi panutan?
bilamana orang baik tak lagi mengenalnya.
akankah kejahatan akan dijauhi?
bilamana orang jahat merubah haluannya.
sayang, dunia berbalik.
cahaya kebaikan, memudar
kelamnya kejahatan, benderang
senyum menjelma: menjadi dosa,
ambisi dipuja: bak tuhan.
gilakah dunia?
Tanyakan pada dunia, tentang kuatnya kita, jika bersama.
Tanyakan pada semesta, tentang hebatnya mereka, jika bersatu.
Tanyakan pada semua,
tentang persatuan,
tentang perpaduan dan tentang kebersamaan.
Terjawablah,
kata kehebatan,
roman kekuatan,
dan cerita kebanggaan.
Bila terpisah, semua hilang, segalanya pudar dan bagai air, menguap.
Terkadang,
ingatan kembali,
harapan terjalin,
dan kenangan tercuat cepat.
Bila dekat,
jarak bagai penghalang,
udara hampa,
bagai baja pembatas,
tertembus pandangan,
menghalangi nurani.
Akankah terjalin kembali?
Masihkah cuatan harapan berlaku?
Ataukah ini semua hanyalah secercah harapan tak terkabulkan?
Aku bingung dengan semuanya.
Dengan kesalahanku,
yang kadang tak termaafkan,
terlebih lagi.
Juga,
dengan keadaan yang tak kunjung membaik.
Kesalahan yang tak termaafkan ini, biarlah berlalu.
Keadaan yang tak kunjung membaik ini, biarkan begini.
Biarlah, karena akupun tak lagi berharap lebih.
Hanyalah senyum ikhlas kembali, selalu kunanti.
Yang terpisah dariku,
aku tak akan berhenti ucapkan terima kasih
Tanyakan pada semesta, tentang hebatnya mereka, jika bersatu.
Tanyakan pada semua,
tentang persatuan,
tentang perpaduan dan tentang kebersamaan.
Terjawablah,
kata kehebatan,
roman kekuatan,
dan cerita kebanggaan.
Bila terpisah, semua hilang, segalanya pudar dan bagai air, menguap.
Terkadang,
ingatan kembali,
harapan terjalin,
dan kenangan tercuat cepat.
Bila dekat,
jarak bagai penghalang,
udara hampa,
bagai baja pembatas,
tertembus pandangan,
menghalangi nurani.
Akankah terjalin kembali?
Masihkah cuatan harapan berlaku?
Ataukah ini semua hanyalah secercah harapan tak terkabulkan?
Aku bingung dengan semuanya.
Dengan kesalahanku,
yang kadang tak termaafkan,
terlebih lagi.
Juga,
dengan keadaan yang tak kunjung membaik.
Kesalahan yang tak termaafkan ini, biarlah berlalu.
Keadaan yang tak kunjung membaik ini, biarkan begini.
Biarlah, karena akupun tak lagi berharap lebih.
Hanyalah senyum ikhlas kembali, selalu kunanti.
Yang terpisah dariku,
aku tak akan berhenti ucapkan terima kasih
tak bersama slamanya
gadis malam
Dosakah mereka?
dengan kungkungan kenistaan
terkubang dalam dosa yang nyata
zalimkah?
Mereka bagai primadona
bak bidadari
dalam kesenyapan malam
maupun kesunyian absolutnya
Rugikah mereka?
dengan segala pengorbanan
tertitah atas dasar nafsu
berlandaskan keterpaksaan
Pujian, mereka dengar
Celaan, mereka rasakan
Tindasan, bagai makanan
Dosa, bagai tegukan air
Rasionalkah kebahagiaan bagi mereka?
dicari, diperhati dan dikungkungi
terlalu abstrak
untuk dimengerti
sketsa hati
Komentar