menjelang pulang ....
Kulihat matahari mencabik senja
ia merintih tertatih disapu malam
sedang rembulan menatap pilu
anginpun diam enggan berdendang
Dengan segenggam asa
aku terus melangkah
susuri jalan penuh duri perih menusuk
Walau kaki berlumur darah
walau jiwa selalu dicumbu caci dan sepi
walau cahaya itu masih samar terlihat
aku terus melangkah
dan,....
selintas senyum malaikatku kembali membakar semangatku yang mulai padam
"tidak...! teriakku dalam diam
"takkan kubiarkan gerimis semalam merampas dan mencabik-cabik asaku...
tak kan kubiarkan,..
Dilangitu begitu banyak bintang
kerlingnya menambah indah langitku
namun disana,...tampak satu bintang kecil
sinarnya redup tertutup mega yang sangat tebal
entah kenapa aku terpaku dan terpukau,...
Rii,..
bersamamu kutapaki hari penuh cerita
canda, tawa serta tangis sering kita gelar bersama
sebuah kisah yang tak terhapus oleh masa
Rii,...
kau datang dengan ketulusan
sadarkan aku yang terlelap dalam balutan selimut masa lalu
kau tarik selimut itu perlahan,...
kau percikan api kecil dalam lelapku
hingga kuterjaga,..
Rii,...
aku tak pandai memoles kata, layaknya para pujangga
hanya serangkum doa dan kasih putihku
yang selalu hidup dan bercahaya
Selamat Ulang Tahun rii,...
semoga panjang umur
dan semoga kebahagiaan selalu memelukmu mesra
Amin Ya Rabbal Alamin,....
untukmu,...
Gerimis sahabatku,....
Kasih Putihku,...
Serpihan Hati..
Kamis,030311
Terpaku aku menatap langit kamar
Masih terekam disana
Sebuah kisah yang teramat pilu
Lahir dari bibir seorang ibu
Tak terasa sungai kembar dari kedua mataku mengiringi alur ceritanya
ia yang terbakar,....
ia yang terabaikan,...
ia yang teraniaya,...
ia yang harus menanggung semua beban,...
dan ia yang harus ikhlas menerima semua cacian,...
"Adilkah ini,.....?" ia bertanya hampir tak terdengar
nafasnya tersengal karena tangis yang berusaha dibendung
dalam diam, alam fikirku berkelana
mencari kata yang tepat untuk sebuah jawab
"sabarlah,....
"ada madu dibalik empedu,..."
"ada putih dibalik hitam,...."
"ada cahaya dibalik gelap,..."
"ada senyum dibalik tangis,..."
dan,..ada hikmah dibalik kisah,..."
jawabku hampir tak terdengar olehnya
dan ibu itu meminta aku mengulang kembali kata yang kuucapkan
"oh....maaf, aku tenggelam didasar telaga sunyimu,.." kataku sambil tanganku tak henti menyeka butiran bening yang terus berjatuhan
"amin,.....semoga yang kau katakan benar,..." katanya lagi
"Amin Ya Rabbal allamin,.." kataku lagi yang berusaha keluar dari dasar telaga sunyi seorang ibu.
Malam itu gerimis basahi tubuhku
bekunya angin malam tak kuhirau
jerit tangis bibir mungil memenjarakan langkahku
aku tak sanggup melihat mata bening matahariku basah dan berkabut
Ya Tuhan,.......
apa yang harus kubuat,,....???tangisnya makin memilukan
ingin kukecup wajah-wajah suci itu
ingin kuusap air matanya
dan....ingin kuukir senyum dibibirnya
namun,,....
rembulan dengan sorot mata kosong dan dingin tak bergeming
Sungguh,,...
kuingin dia menahanku
walau sekedar basa-basi "jangan pergi,,,..."
ach,,...aku terlalu bermimpi
sedang sorot matanya sadis mendorong tubuhku yang ringkih
perih dari sudut mataku
kulihat bibirnya terkatup rapat
sedang suara serak buah hatiku terus saja memanggilku,...
tanganya melambai-lambai,,..
Duh,..Gusti,,....
Ini bukan inginku,,....
Langkahku perlahan makin jauh
tubuhku ditenggelamkan derasnya hujan, digulung angin malam
dan diringi pekik halilintar
aku terus melangkah pergi
suara jerit itu bagai jutaan jarum menusuk tubuhku
maafkan aku sayang, ini bukan inginku....
Kembali kuterperangkap jejak lalu
pagi yang dingin...
gaduh suara katak-katak berpesta usai hujan semalam
kerling genit para bintang
jerit manja binatang-binatang malam
ya, masih terlihat jelas bayang kita disana
Dalam imajinasiku
kucoba menelaah waktu
yang mencabik-cabik mimpi
Aku terperangkap dialtar ilusi
disana jiwaku jiwamu bercengkrama
meski raga kerap kali berselisih jalan
dalam menabur impian dan harapan
Padma, 300111
dalam keremangan malam.....
aku berdiri dibalik jendela kaca....
tampak jelas wajahmu terlukis disana...
pejamkan mata....
....ada kedamain...
...ada kegelisahan...
..ada kebekuan...
juga asa yang menari indah diantara kelopak matanya.
ingin kugapai .....
jemari kekarnya
hangatkan kebekuanku...
tak ada yang bisa kita lakukan
selain mencari suara...suara..dan suara....
yah........
suara itu penawarnya
hanya suara itu yg ingin kudengar
bisikannya....
desah nafasnya......
senyumnya.......
ach........
suara kita menyatu dikehingan malam
suara kita menyambut pagi
bersama para katak yang berpesta usai hujan semalam
suara kita menari dan menari tiada henti.
suara....suara...oh...suara.....
kau bangun beberapa rumah
lalu kau beri aku peta menuju kesana
dan langkahku riang menapaki jalan yang kutuju
namun....
ketika kuketuk pintu rumahmu
tak ada sahut menyambut
lalu
kutinggalkan pesan diberanda
iapun terbiarkan...
tak terjamah...
gemetar jemariku punguti kertas-kertas usang
yang berserakan ditiap beranda
lirih hatiku..
lunglai langkahku
membiarkan diri dalam dekapan gerimis
hingga beku jiwaku
Langit sunyi, lengang
rambut malam yang hitam legam panjang terurai
menutupi bias bulan yang enggan melenggang
aku hanya duduk diam
sedang ruhku seakan tak kenal lelah berkelana
Suara terompet bersahutan
makin menenggelamkanku kelembah sunyi
kedua sudut mataku tearsa hangat
kuterpejam,,....
aku menjerit,,...
aaaaaagggggggggghhhhhhhhhhhhhhhh,,......!!!!!
aku rindu kepada para malaikatku
wajah-wajah suci itu berdesakan menciumiku
tangan-tangan kecil halus memeluku erat
tangis kerinduan makin menyayat
Getar lembut didada kiri menyadarkanku
mengusir lamunan indah yg bermain dikelopak mata
ach...!!!
ternyata ciuman, pelukan dan suara-suara merdu itu hanya lamunan belaka
kubaca sms yg mengucapkan "SELAMAT TAHUN BARU"
makin merangsangku ingin memeluk mereka
lalu kutulis surat untuk para malaikat kecilku
jemariku terasa kaku,,...
gemetar,,...
mataku perih,,..
hati tak juga diam merintih,,..
kutumpahkan semua rasaku
kangenku...
sayangku,...
harapanku,...
hanya lembar kertas basah jadi saksi,..
jerit tangisku
Tuhan,,...
Jangan biarkan pipi halusnya basah oleh air derita
Jangan tanyakan lagi
bagaimana awal kisah ini
Jangan tanyakan pula
kenapa rasa ini bertahta
Tak terasa seratus hari sudah kita lalui hari
dengan penuh cinta dan rindu yang membiru
;pun air mata tiada henti mengiringi
Tuhan.....
inikah bentuk siksa yang Kau beri...???
Aku terpanggang
pada apa yang kupandang
Jeritku bagai lolongan srigala malam
kala rindu menyiksa
Jiwaku tercabik-cabik
ketika aku harus diam menerima semua kisah
Sepeninggalmu kelak
takkan ada lagi sajak buatku
seperti yang pernah kau katakan dulu padaku dibawah pohon jambu itu
" aku selalu menghadirkan dirimu pada tiap-tiap sajakku"
akupun tersipu kala itu
tapi.....
kau akan pergi setelah malam terahkir
dan ketika matahari muncul dipagi hari
kau telah pergi
dengan membawa serta sebagian kisah kita
Sepeninggalmu kelak
kucumbui malam tanpamu
kuciptakan gerimis dalam sendiriku
menyatukan rasaku yang kian menggebu
Kupunguti sajak-sajak yang bercecer
ketika dulu kuabaikan
kasih....
masih adakah sajak buatku
masihkah kau hadirkan aku ditiap sajakmu
masihkah bayangku kau jadikan ruh ditiap anak kata yang kau cipta
masihkah....
beribu tanya menari dialam fikirku
bersama bayangmu yg kian nyata
...aku rindu...
takkan ada lagi sajak buatku
seperti yang pernah kau katakan dulu padaku dibawah pohon jambu itu
" aku selalu menghadirkan dirimu pada tiap-tiap sajakku"
akupun tersipu kala itu
tapi.....
kau akan pergi setelah malam terahkir
dan ketika matahari muncul dipagi hari
kau telah pergi
dengan membawa serta sebagian kisah kita
Sepeninggalmu kelak
kucumbui malam tanpamu
kuciptakan gerimis dalam sendiriku
menyatukan rasaku yang kian menggebu
Kupunguti sajak-sajak yang bercecer
ketika dulu kuabaikan
kasih....
masih adakah sajak buatku
masihkah kau hadirkan aku ditiap sajakmu
masihkah bayangku kau jadikan ruh ditiap anak kata yang kau cipta
masihkah....
beribu tanya menari dialam fikirku
bersama bayangmu yg kian nyata
...aku rindu...
saat pagi menyapa
kubuka mata
dimeja tlah tersedia
secangkir puisi untukku
kuteguk hingga tak tersisa
rasa hangat perlahan merayap dinding jiwa
ketika matahari terbelalak
sorot matanya tajam menusuk bumi
aku pulang....
tlah kau siapkan segelas air putih kasihmu
menghapus penat dahagaku
aku bahagia
langitpun berganti gaun malam begitu anggunnya
berhiaskan purnama dan kerlip bintang
seperti tak mau kalah
kau dendangkan lagu-lagu nan syahdu ditelinga
membuaiku dalam mimpi
hanyut dalam kehangatan rasa
namun kini.....
semua seakan hilang
cangkir itu tak terisi puisi lagi
gelas itupun tampak berdebu
dan..
kuperangi sunyi malam seorang diri
kemana kau yang dulu
kemana senyum itu
kemana ....
Siapa aku.....
yang telah berani bermimpi
Siapa aku....
yang telah lancang melukismu dalam kanvas hati
Siapa aku.....
yang tanpa malu
umumkan pada dunia akan rasamu padaku
siapa aku...
siapa aku....
Bergegas kaki kuayunkan
Terbayang tiga malaikat riang menyambutku
Kedua mataku penuh binar
Detak jantungku berpacu makin kencang
Ketika kumasuki gerbang istana
Suara gaduh namun indah mulai terdengar
Tangan-tangan kecil direntangkan
Menyambutku dengan pelukan terhangat
Rindu yang memuncak
Dan....
Disudut ruang sang Dewi hanya diam
Tersenyum...
haru....
bahagia....
Mata indahnya berkaca-kaca
itu binar kerinduan....
itu pijar kebahagiaan...
itu tangis harapan...
itu tujuan akhir sebuah perjalanan
Sketsa Hati
oleh Padma Hati pada 14 November 2010 jam 16:15
Kuukir sebuah sketsa dalam hati
ukiran cinta yang tlah bersemi
dari dua hati
terajut dalam janji-janji suci
Kasih.......
dapatkah kau menatap warna pelangi
yang kaulukis didinding hati ini
kau gambarkan dalam hati
dan kau beri warna warni
kesejukan dialtar padma hati
merangkai senyuman yang tak henti
kau datang disetiap mimpi
Berdua kita memadu kasih
mari....
kita bangun istana cinta kita
hanya berdua
agar hati kita tak terpisah nanti.
]
Kulihat kanvas-kanvas berserakan diberandamu
ia merintih....
sepert ipara musafir digurun pasir
jemarimu menari lembut
memberi warna penuh makna
mimpi-mimpi kau cipta
pada tiap kanvas yang berserakan diberanda
lalu.......
kau buang lukisan sampah diberanda padma
hingga meluluh lantahkan sukma
membiru dalam dada
membuat rasaku tak berdaya
"Inikah yang kau katakan setia...???"
menjual puisi disetiap beranda
membuat para hati terluka
membekas dalam rasa.
Saat sentilan kecil jemari-Nya
Meluluh lantahkan ibu pertiwi
Jerit tangis menyayat
Bergumul takut serta maut bagai nyanyian
"INNA LILLAHI WA'INNA ILLAIHI RAJI"UN"
Ya Robby....
Beri mereka tempat terindah disisiMU
Tuhan...
Inikah teguran untuk kami....
Yang terlalu sering dan bangga pada dosa"
Rob....
Inikah teguran tuk kami....
Yang selalu bangga menggunakan topeng kemunafikan
dan mahkota kesombongan
Ya Rohim...
Ampuni kami
Tegur kami dengan lembut
Ketika kami lalai
Telaga dimatamu
Menorehkan pelangi sembilu
Dimana asa
Pernah kutitipkan disana
Aku terluka diujung senja matamu
Kesumat...
Kau lempar dipalung jiwa
Letih..........
Kuiringi hatimu....
Jiwa lugu tak pantas menepi
Jiwa lugu tak pantas tersakiti
Ditepian hatimu
Kucoba tuk mengerti.
berpuluh-puluh malam
kita habiskan bersama
aku dan kau yang dulu bukan kita
kini menjadi kita
ya....kita
entah dari mana mulanya
akupun tak tahu
untaian kata yang kau rangakai
menjelma bunga mawar nan indah
harumnya menjalar hangatkan jiwa
ach.......
kutak tahu rasa apa ini
seperti kutak peduli
durinya sering menyakiti
tak pernah kusesali aza yg menari
biarlah ia temani diri dalam sunyi
meski kutahu ini hanya mimpi
kankunikmati selalu desiran hangat ini
entah sampai kapan ...
akupun tak peduli,.
sketsa hati
Komentar