Menjelang pulang part2
Janji qu
Andai saja masih cukup waktuku
Mungkin lebih banyak yang bisa ku bagi
Andai saja masih panjang hidupku
Mungkin lebih banyak yang bisa ku beri
Detik-detik itu trus memburu
Berdentang kencang di telinga
Mengingatkan waktu tak akan menunggu
Peluh dan keringat tlah bertahun mengalir
Mengiring setiap karya pada banyak jiwa
Namun semua takkan berhenti sebelum sampai di titik akhir
Pertentangan dan pengorbanan adalah tantangan
Menjadi baju dan perhiasan setiap hari
Mencoba mengikis semangat dan harapan
Darahku adalah pengorbanan
Bebanku adalah pengabdian
Deritaku adalah kebutuhan.
Tak sejengkalpun kakiku kan mundur
Tak setitikpun semangatku kan mengendur
Sampai saat kuhadapi liang kubur
Hars satria
sketsa hati
pintaku jangan meragu tentang rasaku padamu...
kan terjaga dalam bara maupun samsara rindu..
mengertilah...
pahamilah...
gemuruh ini ricuh menjelma dalam dentingan jiwa
merancu dalam palung hati terpatri oleh rasa
wahai durjana pemilik mahkota jiwa
bertahtakan rasa atas asa diantara ribuan bunga
Andai saja masih cukup waktuku
Mungkin lebih banyak yang bisa ku bagi
Andai saja masih panjang hidupku
Mungkin lebih banyak yang bisa ku beri
Detik-detik itu trus memburu
Berdentang kencang di telinga
Mengingatkan waktu tak akan menunggu
Peluh dan keringat tlah bertahun mengalir
Mengiring setiap karya pada banyak jiwa
Namun semua takkan berhenti sebelum sampai di titik akhir
Pertentangan dan pengorbanan adalah tantangan
Menjadi baju dan perhiasan setiap hari
Mencoba mengikis semangat dan harapan
Darahku adalah pengorbanan
Bebanku adalah pengabdian
Deritaku adalah kebutuhan.
Tak sejengkalpun kakiku kan mundur
Tak setitikpun semangatku kan mengendur
Sampai saat kuhadapi liang kubur
Hars satria
Hars Satria
Secangkir kopi pahit bercampur aksara kidung sunyi, inilah suguhan pembuka perdebatan kita malam ini
bersiaplah untuk sebuah petualangan
sebab kita akan mengarungi dalamnya cangkir retak ini
...
akan kita terobosi tiap tiap aksara kidung sunyi yang bercampur kopi pahit
yang entah semacam apa aksara kidung sunyi menjadi rasa sakit yang menusuk nusuk
mendera ia di semua kesakitan kita sembari kopi pahit terus tertawa tawa
tapi nikmat
bagaimana jika kukatakan saja, kopi pahit bercampur aksara kidung sunyi adalah kesakitan yang nikmat
agar engkau mengenali sakitku pada masa lalu yang disebabkan regukan kopi pahit bercampur aksara kidung sunyi yang kutuang di cangkir retak
Kopi pahit berjingkrak jingkrak, aksara kidung sunyi terus terbahak bahak, mereka bernyanyi, bergembira dan menari nari menyaksikan setiap kesakitan yang disebabkan kopi pahit bercampur aksara kidung sunyi yang direguk dari cangkir retak
riwayatku pada cangkir retak adalah awal perkenalanku pada rasa sakit yang mendera
tapi nikmat
bahkan tahukah kau kawan, aku sempat tenggelam di cangkir retak itu, kopi pahit menenggelamkan aku hingga ke dasar
sampai pada suatu hari aku sudah sampai pada kesakitan yang luas, dan tiba tiba kopi pahit berubah warna menjadi merah darah, tapi apa yang kurasakan, ada aliran nikmat yang menerobos liar di nadiku, nikmat sekali nikmat sekali
ia meronta ronta berteriak, menyebut nyebut cinta dan asmara
bagaimana, apakah kau mau mencoba kopi pahit bercampur aksara kidung sunyi yang dituang di cangkir retak?
catatan:
rindu itu menyakitkan, tapi tak ingin rasa sakit itu hilang sebab ia nikmat, nikmat sekali
Secangkir kopi pahit bercampur aksara kidung sunyi, inilah suguhan pembuka perdebatan kita malam ini
bersiaplah untuk sebuah petualangan
sebab kita akan mengarungi dalamnya cangkir retak ini
...
akan kita terobosi tiap tiap aksara kidung sunyi yang bercampur kopi pahit
yang entah semacam apa aksara kidung sunyi menjadi rasa sakit yang menusuk nusuk
mendera ia di semua kesakitan kita sembari kopi pahit terus tertawa tawa
tapi nikmat
bagaimana jika kukatakan saja, kopi pahit bercampur aksara kidung sunyi adalah kesakitan yang nikmat
agar engkau mengenali sakitku pada masa lalu yang disebabkan regukan kopi pahit bercampur aksara kidung sunyi yang kutuang di cangkir retak
Kopi pahit berjingkrak jingkrak, aksara kidung sunyi terus terbahak bahak, mereka bernyanyi, bergembira dan menari nari menyaksikan setiap kesakitan yang disebabkan kopi pahit bercampur aksara kidung sunyi yang direguk dari cangkir retak
riwayatku pada cangkir retak adalah awal perkenalanku pada rasa sakit yang mendera
tapi nikmat
bahkan tahukah kau kawan, aku sempat tenggelam di cangkir retak itu, kopi pahit menenggelamkan aku hingga ke dasar
sampai pada suatu hari aku sudah sampai pada kesakitan yang luas, dan tiba tiba kopi pahit berubah warna menjadi merah darah, tapi apa yang kurasakan, ada aliran nikmat yang menerobos liar di nadiku, nikmat sekali nikmat sekali
ia meronta ronta berteriak, menyebut nyebut cinta dan asmara
bagaimana, apakah kau mau mencoba kopi pahit bercampur aksara kidung sunyi yang dituang di cangkir retak?
catatan:
rindu itu menyakitkan, tapi tak ingin rasa sakit itu hilang sebab ia nikmat, nikmat sekali
pintaku jangan meragu tentang rasaku padamu...
kan terjaga dalam bara maupun samsara rindu..
mengertilah...
pahamilah...
gemuruh ini ricuh menjelma dalam dentingan jiwa
merancu dalam palung hati terpatri oleh rasa
wahai durjana pemilik mahkota jiwa
bertahtakan rasa atas asa diantara ribuan bunga
entahlah....
aku kini...
bagai onggokan sajak yang terlempar
untaian aksaraku nyaris terdampar
aksara lain bagai menampar
meski senandungku terhampar
diantara jiwa jiwa yang melapar
akan damai dalam tembikar
aku menulis rinduku diatas lontar
akankah kau rasai tanpa kelakar
akankah tulusku engkau lempar
akankah rasa yang ku jaga membuatmu hambar
aku hanya bisa mengurai doa dalam kobar
rasaku padamu kan slalu merona dalam mekar
embun pagi membelai lusuh jiwaku yang temaram
dalam gelisah yang menderu
diantara butiran cristal bening yang merinai
sebentar lagi kan berlalu elegi pagi
menjemput hangatnya sang surya
menunaikan janji pada buana
semoga lenyap gelap tersinari hangat mentari
tuk menjalani hari pnh dgn senyuman
saatnya senandung kidung sunyi
merona dalam jiwa untuk damainya kalbuku
aku kini...
bagai onggokan sajak yang terlempar
untaian aksaraku nyaris terdampar
aksara lain bagai menampar
meski senandungku terhampar
diantara jiwa jiwa yang melapar
akan damai dalam tembikar
aku menulis rinduku diatas lontar
akankah kau rasai tanpa kelakar
akankah tulusku engkau lempar
akankah rasa yang ku jaga membuatmu hambar
aku hanya bisa mengurai doa dalam kobar
rasaku padamu kan slalu merona dalam mekar
embun pagi membelai lusuh jiwaku yang temaram
dalam gelisah yang menderu
diantara butiran cristal bening yang merinai
sebentar lagi kan berlalu elegi pagi
menjemput hangatnya sang surya
menunaikan janji pada buana
semoga lenyap gelap tersinari hangat mentari
tuk menjalani hari pnh dgn senyuman
saatnya senandung kidung sunyi
merona dalam jiwa untuk damainya kalbuku
Komentar