menjelang pulang ....part 1

segala upaya telah kucoba
mengubur rasa....
mengubur asa....
memendam rindu...
menepis bayang...
tapi semua membuatku makin menggila

telah kuberi cinta yang seharusnya
tapi kenapa diam-diam kita bermain rasa
dibalik canda
kita bermanja dibalik selimut malam
kita telanjang dalam kata
memainkanya
dan menikmatinya

aku sering bertanya
apakah ada rasa dibalik permainan kata...???













Serpih....
ketika kabut selimuti bumi
gelap awan penuhi langit,..
diantara kerlip bintang
sendiriku dalam curah hujan
kutemukan cahaya,..
biarpun tak terang
sinari aku dengan rasa
belai aku dengan kasih,...
ajari aku tuk melihat malam
walau dalam gelapnya
kau tunjukan sinar bulan
perlahan,..
kabut menghilang
malamku berwarna
itu semua karenamu
karenamu,...
matahariku,...

kini saatnya kupergi
mencari arti hidup
yang lebih hakiki,..
dan matahariku selalu bersinar
temani langkahku
setiap waktu

rasa terima kasihku
tidaklah cukup
aku hanya bisa berdoa
semoga matahariku
selalu bersinar
disetiap waktu
bahagia menyertaimu

( girimis )











menanti malam menjelang
malam yang hening......
malamyang damai......
malamyang syahdu.....
malam yang menyuguhkan sejuta inspirasi
malam yang identik dengan kejujuran tanpa kendali
dan.....
malam bukanlah malam tanpa gelap
saat sang malam tiba
semua topeng terkuak
saat selimut malam di bentangkan
jiwa-jiwa angkuh telanjang
menari dalam gelapnya malam
mereka menjerit, menangis pedih...
menangisi laku yang terbungkus indah dalam kilau senyuman
dalam selimut malam
semua insan terlelap dalam buainya
menjadi diri yang hakiki
mencari jati diri
dan.....
kukan selalu menanti sang malam
dia yang menyuguhkan sejuta kedamaian.













Tuhan........
aku tak pandai merayu
aku tak pandai merangkai kata
aku tak pandai memuji
Tuhan........
dengrlah pinta lirihku
pinta sipendosa yang tak tahu malu
pinta tuk dia
Tuhan........
cucurkan semangat baru tuk dia
tiupkan ruh baru dalam dirinya
ulurkan tangan perkasaMU
tuntun dia
bimbing dia
bangkit,bangkitkan dia
menjadi yang dia mau














Goresan dilembar putihku
hanyalah goresan-goresan hitam
yang tak kumengerti maknayanya

Baris demi baris kugoreskan
namun tulisanku makin rancu
tak tau apa dan mengapa
jiwa tertegun, hati menjerit lirih
"jangan siksa aku dengan tabiatmu"
tak tau harus kemana tumpahkan sgala rasa
heningnya malam tlah memperdayaiku
merayuku tuk bersimpuh di hadapanMU
Ya Rabby.......
bimbing hamba tuk selalu mengingatMU
bimbing hamba tuk selalu di jalanMU
izinkan hamba tuk buka lembar baru atas ridloMU

Fajar tlah tiba, hangatkan sekujur tubuh yg mulai ringkih dan beku
senyum manisnya balut lukaku
jiwapun turut tersenyum
senyum yang lain dari hari-hari sebelumnya

Kutatap fajar yang masih tersenyum
kubisikan padanya " bantu aku membuka lembar baru menuju tuhanmu tuhan kita"





















KM...
Ketika mulai bertaruh
Melawan asa yang mulai gemuruh
Di belahan hati
Bersama itu ku dapatkan mimpi

TA...
Berhayal bersua bidadari
Kepak sayap lantunkan rindu
Seruling iringi sayup-sayup asa
Rangkul mimpi dikehangatan jiwa

SH...
Inilah jiwa-jiwa yang terpatri
Dalam lingkaran kasih suci
Gelak tawa mengiringi
Menembus langit meraih mimpi






hirisan belati yg memilu
bagaikan tusukan duri sembilu,tidak sepedih .mahupun seperit luka mu
lungakapan jiwa yg lara tertuang dlm karya mu yg indah
namun kini hilang dalam bacaan nyata..

fikiran mu tercurah habis dlm karya mu
puisi mu penuh keinsana dan keikhlasan
tanpa mengharap balasan..atau pujian.
karena kau tau ..puisi mu adalah luahan jiwa mu
gambaran hidup mu,lukisan hati nurani mu..

karya mu memancar cahaya kejiwaan
menyuluh kelam yg suram..
menjulang tinggi perasaan,menuju lurus perjalanan.dr halus tulus perasaan
tapi sayang setitik penghargaan..tak pernah kau dapatlkan
cuma lecehan dr manusia yg tak berakal..

mungkin pemahaman yg kurang atau pun hati yg songsang
yg hanya bisa melecehkan ...tak pernah memahami  arti keindahan
jika pergi sudah kau putuskan  aku tak dapat menghalang..
kiranya kau izinkan..aku pun akan turut meninggalkan.demi persaha


Senyap datang
Menyelinap dari daun jendela
Bersikeras mengulang-ulang tanya
Kemana hujan?
Kemana seribu riuh angan?

Tidak sempat ia lihat
Mataku basah karena lelah
Riak isak bahkan tidak kusembunyikan
Sebutir masih jatuh bergulir
Masih tak sempat ia melihat

Kukembangkan pelukan
Ini rupa yang diam-diam kutangisi
Rasakan dan coba mengerti

Lagi-lagi getir mengalir
Tak ada hujan, yang kupunya cuma ratapan

Senyap lalu diam
Menutup jendela perlahan
Tak perlu lagi hujan
Tak bertanya, ia usap basah wajahku
Berdua kami bertahan, menyambut mimpi malam












sketsa hati

Komentar

Postingan Populer