alam ini
Belahan jiwa q
Dulu...
kau kepompong kecil, kata ku
dalam buaian ...
dalam dekap hangat dada ku
dalam rengkuh tatap mata ku
kini...
kau telah menjadi kupu-kupu, indah
hiasi taman, ramaikan dunia
kepak sayap mu gemulai
satu-satu kian jauh...
Namun...
kau, masih kupu-kupu kecil ku
ku tak ingin kau terluka
ku tak ingin kepak sayap mu hilang arah
temui angkara...
ku tak ingin telaga air mata
menguntai jatuh di sudut bibir mu
ku tak ingin ada luka
di setiap inci raga pun jiwa mu.
Ketika nanti...
kau kan jadi elang
kian jauh melintas cakrawala, mengejar harapan
kian jauh dari gapai dekap ku
kian jauh dari hangat kasih sayang ku
Kau tetap puisi terindah ku
kau tetap mentari jiwa ku
di kala mendung bergelayut manja di jiwa
kau tetap bintang kejora ku
antara gugus bintang di langit malam
kau nafas hidup ku....
lautan doa hanya untuk mu
semoga ketaqwaan dan iman
bersanding indah dalam ruh mu
putra ku...
Perempuan Q
tak ada lagi kata yang dapat kuungkap
tak ada lagi aksara yang dapat kutoreh
tak ada lagi tinta yang dapat kupakai
dalam merangkai asa
dalam mengumbar rasa
dalam menuai asmara
perempuanku
tak ada lagi kata
tak ada lagi aksara
yang dapat mewakili segenap rasa atas asmara
.
.
.
altar hati
08022011
Kesabaran
sehelai benang angin pagi bersemayam
menebar senyum sapa nan indah tertanam
sebuah jalan menatih baca lisan-lisan kehidupan
walau terkadang tebing - tebing itu menjerumuskan
hati tetaplah hati
menggarisi kodrat sebagai insan
mendayuh kibar kobarkan kehidupan
tanpa kenal lelah akan waktu terpahati
itulah hidup
menyisihkan sisa - sisa nafas
membelah benak jengkalan kais
menjadikan api ia embun menelungkup
Banda Aceh, 08 Februari 2011
Rusdiansyah Hutagalung "Si Sajak Dungu"
Aku yang pernah engkau kuatkan
Aku yang pernah kau bangkitkan
Aku yang pernah kau beri rasa
Saat ku terjaga
Hingga ku terlelap nanti
Selama itu aku akan selalu mengingatmu
Kapan lagi kutulis untukmu
Tulisan-tulisan indahku yang dulu
Pernah warnai dunia
Puisi terindah ku hanya untukmu
Mungkinkah kau kan kembali lagi
Menemaniku menulis lagi
Kita arungi bersama
Puisi terindahku hanya untukm
tak ada lagi aksara yang dapat kutoreh
tak ada lagi tinta yang dapat kupakai
dalam merangkai asa
dalam mengumbar rasa
dalam menuai asmara
perempuanku
tak ada lagi kata
tak ada lagi aksara
yang dapat mewakili segenap rasa atas asmara
.
.
.
altar hati
08022011
Kesabaran
sehelai benang angin pagi bersemayam
menebar senyum sapa nan indah tertanam
sebuah jalan menatih baca lisan-lisan kehidupan
walau terkadang tebing - tebing itu menjerumuskan
hati tetaplah hati
menggarisi kodrat sebagai insan
mendayuh kibar kobarkan kehidupan
tanpa kenal lelah akan waktu terpahati
itulah hidup
menyisihkan sisa - sisa nafas
membelah benak jengkalan kais
menjadikan api ia embun menelungkup
Banda Aceh, 08 Februari 2011
Rusdiansyah Hutagalung "Si Sajak Dungu"
Aku yang pernah engkau kuatkan
Aku yang pernah kau bangkitkan
Aku yang pernah kau beri rasa
Saat ku terjaga
Hingga ku terlelap nanti
Selama itu aku akan selalu mengingatmu
Kapan lagi kutulis untukmu
Tulisan-tulisan indahku yang dulu
Pernah warnai dunia
Puisi terindah ku hanya untukmu
Mungkinkah kau kan kembali lagi
Menemaniku menulis lagi
Kita arungi bersama
Puisi terindahku hanya untukm
sketsa hati
Komentar